Sodik, Muhammad Ali (2024) Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada Remaja Di Tulungagung. Undergraduate thesis, Universitas STRADA Indonesia.
2021B1011-2024-abstrak.pdf
Download (29kB)
2021B1011-2024-bab1.pdf
Download (155kB)
2021B1011-2024-daftarpustaka.pdf
Download (92kB)
2021B1011-2024-fulltext.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (1MB)
Abstract
Perilaku merokok penduduk berusia 15 tahun ke atas terus meningkat dari tahun 2007 hingga 2013, meningkat dari 34,2 persen pada tahun 2007 menjadi 36,3 persen pada tahun 2013. Pada tahun 2013, 64,9 persen laki-laki dan 2,1 persen perempuan masih menghisap rokok. Penduduk berumur lebih dari 10 tahun yang merokok sebesar 29,2%, dan angka ini meningkat sebesar 34,7% pada tahun 2010 untuk kelompok umur di atas 15 tahun (Kementerian Kesehatan RI, 2011). Pada tahun 2005, Indonesia adalah salah satu negara yang paling banyak mengonsumsi rokok di dunia, menempati peringkat kelima setelah China, Amerika Serikat, Rusia, dan Jepang. Pada tahun 2008, Badan Kesehatan Dunia WHO menetapkan Indonesia sebagai negara ketiga yang paling banyak mengonsumsi rokok, hanya kalah dari India dan China. Penelitian observasional dilakukan pada 300 remaja berusia 11-19 tahun. Kluster sampling terdiri dari 10 kecamatan di kabupaten Tulungagung: Kalidawir, Pucanglaban, Pagerwojo, Rejotangan, Gondang, Bandung, Campurdarat, Kedungwaru, Pagerwojo, dan Kauman. GYTS (Global Youth Tobacco Survey) adalah model untuk kuesioner pengetahuan, tetapi kuesioner sikap dibuat sendiri oleh peneliti untuk menguji validitas dan kredibilitasnya. Binary logistic regression digunakan sebagai uji statistik. Sikap remaja terhadap rokok berdasarkan hasil penelitian diidentifikasi bahwa 8 remaja (2,70%) memiliki sikap sangat negatif terhadap rokok, 170 (56,7%) memiliki sikap negatif terhadap rokok, 72 responden (24,70%) memiliki sikap netral , serta 50 responden (16,70%) memiliki sikap positif serta tidak ada responden yang memiliki sikap sangat positif terhadap rokok. Hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa pengetahuan tidak berpengaruh (p value 0,897) terhadap status merokok remaja, sedangkan sikap berpengaruh (p value 0,000). Selain itu, uji regresi logistik menemukan bahwa semakin positif sikap seseorang terhadap rokok, semakin besar kemungkinan mereka menjadi perokok sebanyak 7,328 kali. Sikap terhadap tembakau mempengaruhi perilaku merokok remaja di kabupaten Tulungagung, tetapi pengetahuan tidak berpengaruh.
| Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
|---|---|
| Uncontrolled Keywords: | Pengetahuan, Sikap, Remaja, Perilaku Merokok |
| Subjects: | WA Public Health > WA 670-674 General Environmental Pollution and Sanitation |
| Divisions: | Fakultas FAKAR > S1 Kesehatan Masyarakat |
| Depositing User: | Dyan Suwartiningsih |
| Date Deposited: | 22 May 2025 04:37 |
| Last Modified: | 22 May 2025 04:37 |
| URI: | http://repository.strada.ac.id/id/eprint/304 |
