Analisis Asupan Zat Gizi, Penyakit Infeksi Dan Pelayanan Kesehatan Terhadap Status Gizi Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Namtabung Kecamatan Selaru Kabupaten Kepulauan Tanimbar

Gizi kurang pada balita masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) Kementerian Kesehatan pada tahun 2022, prevalensi gizi kurang pada balita di Indonesia meningkat 0,6% dari 7,1% pada tahun 2021 menjadi 7,7% pada tahun 2022. Gizi kurang pada balita dapat mempengaruhi angka kesakitan maupun angka kematian. Tingginya tingkat kesakitan pada balita gizi kurang disebabkan oleh menurunnya daya tahan tubuh karena ketidak mampuannya membentuk antibodi dalam jumlah yang cukup (Yulianto et al., 2022). Zat gizi makro yang berfungsi membentuk antibodi yaitu protein, selain itu protein juga dibutuhkan dalam pertumbuhan dan perkembangan. Penelitian Erika, et al (2020) menunjukan balita gizi kurang belum mengonsumsi protein sesuai dengan kebutuhan. Tujuan penelitian ini untuk Mengetahui Hubungan asupan zat gizi, penyakit infeksi dan pelayanan kesehatan dengan status gizi balita. Penelitian ini termasuk jenis cross sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling didapatkan hasil perhitungan sebanyak 262 Balita. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik responden, status gizi dengan menggunakan form IMT, asupan zat gizi dengan menggunakan recall 1x24 jam dan Kuisioner pelayanan kesehatan. Analisis bivariat menggunakan uji statistic deskriptif. Berdasarkan hasil analisis univariat menunjukan ada hubungan antara status gizi balita , asupan zat gizi, penyakit infeksi dan pelayanan kesehatan. Ada Hubungan antara status gizi balita dengan asupan zat gizi, penyakit infeksi dan pelayanan kesehatan.