Analisis Kesiapan Intregasi Layanan Primer (ILP) Dengan Metode Hot-Fit Di Puskesmas Kotawaringin Barat

Penguatan pelayanan kesehatan primer penting dilakukan untuk meningkatkan capaian standar pelayanan minimal bidang kesehatan. Integrasi Layanan Primer (ILP) bertujuan menata kembali pelayanan kesehatan primer yang ada, sehingga mampu melayani seluruh penduduk Indonesia dengan pelayanan yang lengkap dan berkualitas dengan mengoordinasikan pelayanan kesehatan primer berdasarkan siklus hidup dan tidak lagi berbasis program. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi kesiapan sumber daya manusia, organisasi dan tata kelola serta teknologi di Puskesmas untuk menerapkan ILP. Penelitian deskriptif ini dilaksanakan dengan pendekatan kualitatif dengan 15 orang responden dari berbagai latar belakang jabatan. Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Ipuh Bangun Jaya pada Agustus-Oktober 2024. Hasil wawancara mendalam diolah dan divalidasi dengan observasi lapangan menghasilkan 18 sub tema. Sub tema 1-3 tentang pemahaman terhadap ILP; sub tema 4-8 tentang kesiapan sumber daya manusia; sub tema 9-14 tentang kesiapan organisais dan tata kelola; serta sub tema 15-18 tentang kesiapan teknologi. Temuan penelitian menunjukkan Sumber Daya Manusia di Puskesmas Ipuh Bangun Jaya memiliki efikasi yang baik dan individual attribute yang mendukung untuk melaksanakan integrasi layanan primer di Puskesmas. Organisasi dan tata kelola Puskesmas Ipuh Bangun Jaya menunjukkan adanya manajemen yang mendukung perubahan (management support) sebagai salah satu wujud principal support yang baik untuk menuju penerapan integrasi layanan primer di Puskesmas. Teknologi informasi yang tersedia di Puskesmas Ipuh Bangun Jaya telah memadai untuk pelaksanaan integrasi layanan primer di Puskesmas sebagai salah satu principal support yang tersedia. Meskipun valensi perubahan belum terlalu kuat tetapi efikasi perubahan dan situasi perubahan telah dirasakan dan diekspresikan oleh para pegawai dalam aktivitas sehari hari. Hal-hal yang perlu ditingkatkan untuk mendorong perubahan antara lain: sosialisasi yang merata kepada seluruh pegawai sesuai cluster, sosialisasi produk-produk kebijakan yang terstruktur serta akses internet yang memadai.