Putri, Atary Anggita (2024) Prevalensi Kejadian Hepatotoksik Pada Pasien Tuberkulosis Sensitif Obat Dengan Obat Anti-Tuberkulosis Di RSUD Gambiran Kota Kediri. Undergraduate thesis, Universitas STRADA Indonesia.
2061B0042-2024-abstrak.pdf
Download (183kB)
2061B0042-2024-bab1.pdf
Download (1MB)
2061B0042-2024-daftarpustaka.pdf
Download (444kB)
2061B0042-2024-fulltext.pdf
Restricted to Repository staff only
Download (1MB)
Abstract
Pada tahun 2020, Indonesia berada pada posisi ketiga dengan beban jumlah kasus tuberkulosis terbanyak setelah India dan Cina. Hepatotoksisitas merupakan efek samping OAT yang paling serius, yang dapat menyebabkan cedera hati yang luas dan permanen serta dapat menyebabkan kematian bila tidak terdeteksi pada tahap awal. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui gambaran kejadian hepatotoksik pada pasien tuberkulosis yang mendapat terapi OAT di RSUD Gambiran Kota Kediri berdasarkan kadar AST dan ALT. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan metode cross sectional. Populasi penelitian adalah pasien tuberkulosis bulan Januari-Juli 2023 sebanyak 78 responden, 60 diantaranya menjadi responden ditentukan dengan teknik total sampling. Variabel independen adalah OAT Fixed Dose Combination, umur, serta jenis kelamin. Sedangkan variabel dependen adalah kejadian hepatotoksik yang diukur dengan kadar AST dan ALT pasien. Ditemukan 22 responden (36,7%) yang mengalami hepatotoksik adalah laki-laki. Kategori usia yang paling banyak mengalami kejadian hepatotoksik adalah dewasa (25-49 tahun) paling banyak mengalami kejadian hepatotoksik yaitu sejumlah 21 responden (35,0%). Sebagian besar responden yang mengalami peningkatan nilai AST termasuk dalam kategori grade 1 sejumlah 18 responden (30,0%) begitu pula dengan responden yang mengalami peningkatan nilai ALT paling banyak adalah kategori grade 1 sejumlah 17 responden (28,3%). Seluruh responden yang mengalami hepatotoksik pada saat melakukan tahap pengobatan intensif. Dari 60 pasien tuberkulosis sensitif obat di RSUD Gambiran Kota Kediri 35 pasien (58,3%) diantaranya mengalami peningkatan nilai AST dan ALT setelah menerima pengobatan dengan OAT. Sebagian besar termasuk dalam hepatotoksik ringan (grade 1). Pemeriksaan nilai faal hati terutama nilai AST dan ALT dapat dipertimbangkan untuk dilakukan secara berkala untuk mencegah atau mendeteksi dini terjadinya kejadian hepatotoksik serta memperhatikan berat badan setiap pasien tuberkulosis dikarenakan berat badan sangat penting untuk penyesuaian dosis obat, untuk mencegah terjadinya overdosis atau underdosis.
| Item Type: | Thesis (Undergraduate) |
|---|---|
| Uncontrolled Keywords: | hepatotoksik, obat anti tuberkulosis, tuberkulosis |
| Subjects: | QV Pharmacology > QV 243-269 Anti-Inflammatory Agents. Anti-Infective Agents. Antineoplastic Agents QV Pharmacology > QV 701-737 General Pharmacy and Pharmaceutics |
| Divisions: | Fakultas FAKAR > S1 Farmasi |
| Depositing User: | Dyan Suwartiningsih |
| Date Deposited: | 05 Aug 2025 07:23 |
| Last Modified: | 05 Aug 2025 07:27 |
| URI: | http://repository.strada.ac.id/id/eprint/628 |
