Efektivitas Minyak Atsiri Kulit Jeruk Manis (Citrus Sinensis) Sebagai Larvasida Nyamuk Aedes Aegypti

Dengue merupakan penyakit yang ditularkan oleh vector yaitu nyamuk Aedes aegypti sebagai pembawa virus dengue yang jika terkena gigitan oleh nyamuk tersebut menyebabkan demam berdarah dengue. Penyakit ini ditularkan ke manusia melalui gigitan nyamuk betina Aedes aegypti. Pengendalian vektor yang dilakukan pemerintah salah satunya adalah penggunaan abate atau yang lebih dikenal dengan temefos. Namun Penggunaan abate dalam waktu yang lama dan dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan terjadinya resistensi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektifitas minyak atsiri dari kulit jeruk manis (Citrus sinensis) sebagai larvasida nyamuk Aedes aegypti yang dilakukan secara eksperimental pada kosentrasi 60 ppm, 70 ppm, 80 ppm, 90 ppm dan 100 ppm. Hasil uji rata-rata kematian larva Aedes aegypti pada konsentrasi terkecil yaitu konsentrasi 60 ppm sebanyak 6,5 ekor dan yang paling optimal pada konsentrasi 100 ppm diperoleh rata-rata kematian larva sebanyak 16,25 ekor. Kematian larva meningkat seiring dengan peningkatan konsentrasi. Semakin tinggi konsentrasi minyak atsiri kulit jeruk manis, maka semakin tinggi pula jumlah kematian larva Aedes aegypti. Nilai Lethal Concentration 50 (Konsentrasi yang dapat membunuh 50% larva) adalah 79,258 ppm. Kematian larva dapat disebabkan oleh adanya kandungan senyawa kimia yaitu minyak atsiri kulit jeruk manis (Citrus sinensis) yang memiliki komponen tertinggi adalah senyawa limonene (97,69%) yang berpotensi sebagai larvasida yaitu dengan menganggu pencernaan larva nyamuk Aedes aegypti.