KEJADIAN IKTERUS NEONATORUM DITINJAU DARI BERAT BADAN LAHIR RENDAH DAN USIA KEHAMILAN DI RUANG KENANGA RSUD KUALA PEMBUANG

Latar Belakang : Lebih dari 50% bayi baru lahir mengalami hiperbilirubinemia baik pada bayi lahir dengan cukup bulan maupun bayi prematur. Ikterus menjadi salah satu penyumbang angka kesakitan bayi di Indonesia dengan beberapa faktor penyebab yang sering terjadi diantaranya usia kehamilan dan berat badan lahir rendah (BBLR). Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan berat badan lahir bayi dan usia kehamilan dengan kejadian ikterus neonatorum di RSUD Kuala Pembuang.
Metode : Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional, sampel penelitian sebanyak 44 responden, menggunakan teknik Total sampling, Instrument penelitian menggunakan data Rekam medik. Analisa data di uji menggunakan uji statistik chi-square.
Hasil : Uji chi square pada variabel berat badan lahir terhadap ikterus neonatroum didapatkan hasil p-value sebesar 0,0000 > α = 0,05 dan variabel usia kehamilan terhadap ikterus neonatorum didapatkan hasil p-value sebesar 0,0001 > α = 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan berat badan lahir rendah dan usia kehamilan terhadap kejadian ikterus neonatorum di ruang Kenanga RSUD Kuala Pembuang. Sebagian besar responden tidak mengalami ikterus neonatorum sebanyak 33 (75%). Sebagian besar responden mengalami berat badan lahir normal (BBLN) sebanyak 31 (70,5%). Sebagian besar responden sebanyak 33 (75%) dengan usia kehamilan aterm.
Saran : Diharapkan dapat mengukur secara langsung kadar bilirubin serta menimbang langsung bayi baru lahir agar didapatkan hasil yang lebih akurat. Serta dapat menjadikan penelitian ini sebagai salah satu referensi sumber data dan dapat melakukan penelitian ulang dengan lebih baik dari segi materi, teknis dan desain penelitian.

Kata Kunci : Berat Badan Lahir Rendah, Usia Kehamilan, Ikterus Neonatorum.