PERBEDAAN EFEKTIFITAS METODE ASPIRASI VAKUM MANUAL (AVM) DAN KURET TAJAM TERHADAP BANYAKNYA PERDARAHAN 1 MINGGU POST KURET PADA PASIEN ABORTUS INKOMPLET DI RSU AISYIYAH PONOROGO

Abortus inkomplit adalah keguguran yang terjadi kurang dari 20 minggu dan masih ada sisa jaringan tertinggal dalam uterus yang adapat menyebabkan perdarahan, untuk mengatasi hal tersebut perlu dilakukan tindakan kuretase baik menggunakan metode AVM dan kuret tajam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentiikasi perbedaan efektifitas AVM dan kuret tajam terhadap babnyaknya perdarahan 1 minggu post curet pada pasien aboerus inkoplet.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kausal-komparatif. Sampel penelitian adalah 58 pasien post kuret abortus inkomplet yang mengalami perdarahan setelah 1 minggu post kuret baik menggukan metode AVM sebanyak 29 pasien dan kuret tajam sebanyak 29 pasien. Penelitian ini menggunakan consecutive sampling, pengumpulan data menggunakan data rekam medis dan analisis menggunakan uji man whitney U test.
Pasien kuret dengan metode AVM di klinik obgyn RSU Aisyiah Ponorogo di dapatkan hasil rata-rata perdahan 46,7 cc pada 1 minggu post kuretase. Sedangkan pada metode kuret tajam di dapatkan hasil rata perdarahan 132 cc. Dengan nilai signifikansi uji Mann Whitney U test sebesar 0,000 < 0,05. Metode AVM lebih efektif dibandingkan metode kuret tajam terhadap banyaknya perdarahan pada 1 minggu post kuretase di klinik obgyn RSU Aisyiyah Ponorogo.
Dikarenakan dengan menggunakan AVM lebih efektif untuk mebersihkan sisa hasil konsepsi, tingkat komplikasi dan infeksi lebih sedikit selama prosedur kuret.

Kata kunci: Aspirasi Vakum Manual (AVM), Kuret Tajam, Perdarahan